Beranda » Archives for April 6, 2016
Seni Murni Mendapat Akreditasi B Oleh : Tim Redaksi Buletin Bekerja lima tahun membenahi jurusan seni murni untuk mendapatka nakreditasi B sebenarnya terinspirasi sebuah pesan yang disampaikan almarhum Pak Handayadi ketika saya dicalonkan menjadi ketuajurusan seni murni, pesannya “ le tugas selanjutnya generasi kalian yang memperbaiki jurusan seni murni agar lebih baik dari sebelumnya”,. Sebuah amanah saat perbincangan dengan almarhum sebelum beliaunya meninggal dunia. Kemudian papan Jurusan saya tulis“ Kerja, kerja, dan kerja”,. Saat itu dengan dibantu sekretaris jurusan yang bekerja tanpa mengenal lelah dan sekretaris jurusan teater sebagai tenaga pengumpul data. Jurusan mulai menyusun strategi berdasarkan framework dari DIKTI. Maka disusunlah Tim Inti jurusan yang terdiri dari staf pengajar dengan konsultan, dan editor akreditasi pak Wahyudianto ( Waka I ), juga bekerja sama lintas jurusan yang melibatkan infrastruktur yang ada di STKW. Semua dilibatkan sebagai upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk keperluan akreditasi. Setelah Tim terbentuk jurusan mulai bekerja untuk mengumpulkan data kelebihan dan kekurangan. Tentu dengan konsultasi terlebih dahulu kepada Pak Wahyudianto (Waka I), yang telah berpengalaman menangani akreditasi. Tahap pertama, pengumpulan data kelebihan jurusan, mahasiswa dan beberapa staf pengajar sudah mewakili perhelatan seni rupa pada even-even nasional dan internasional didukung dengan sertifikat, dan kerjasama baik secara pribadi maupun institusi. Tahap kedua, para mahasiswa melalui Himajur selama lima tahun melakukan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat hal itu dibuktikan dengan dokumentasi dan surat-surat kerjasama institusi dan antar kampus. Tahap ketiga, melibatkan mahasiswa dalam penelitian bersama staf pengajar dibuktikan dengan hasil penelitian. Tahap kekurangan, berdasarkan acuan dari DIKTI ditemukan kekurangan dari penelitian, kerjasama luar negeri, dan staf pengajar dengan status S2, data bimbingan mahasiswa, kesehatan, dan umum. Untuk mengatasi hal tersebut jurusan mulai menerima staf pengajar S2 untuk mengis ikekurangan. Setelah data terkumpul kami mulai mengolah dan memasukan data berdasarkan pada tempat form masing-masing berdasarkan form akreditasi. Kemudian dipresentasikan ke pak Wahyudianto selaku konsultan dan editor, dari hasil presentasi dengan dibantu pak Wahyudianto semua form diedit dan dibahasakan menurut aturan yang ada di DIKTI. Berkat kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan akreditasi, juga masukan daripara alumni, dan wawancara staf pengajar secara jujur kepada tim penguji DIKTI maka semuanya bisa berjalan dengan baik dengan nilai B.
Elevasi Akademik Mahasiswa Karawitan Oleh : Yatimin Mahasiswa Jurusan Karawitan Jurusan karawitan menunjukkan indikasi serius untuk meningkatkan kemampuan akademik para mahasiswanya. Hal itu tampak dari beragam kegiatan yang diselenggarakan dengan mengundang para praktisi serta ilmuan dan bahkan diantaranya berlabel prof. Artinya kegiatan yang diselenggarakan menunjukkan aras tinggi. Kegiatan pertama, yaitu pengenalan disiplinEtnomusikologi, yaitu sebuah disiplin hasil kombinasi disiplin Antropologi dengan Musikologi. Acara itudiselenggarakan pada 30 Oktober 2015 dengan mengusung tema “Nusantara dalam Asia, sebuah Tinjauan Etnomusikologi”. Sebagai pemaparnya, yaitu Hariyanto Ketua Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Di dalam kegiatan itu, mahasiswa diberikan wawasan tentang perkembangan musik etnik Indonesiabeserta pengaruhnya bagi musik di Asia. Pembahasan lainnya yang turut dipaparkan adalah kontribusi etnomusikologi bagi eksistensi musik etnik. Kontribusi disiplin itu secara nyata ialah melalui kegiatan penelitian, pendokumentasian sampai diseminasi musik itu ke berbagai tempat. Upaya peningkatan di bidang akademik oleh jurusan Karawitan diperluas dengan menghadirkan ilmuan lainnya, yaitu Profesor Pande Made Sukerta, M.Si, guru besar komposisi musik Institut Seni Indonesia Surakarta pada 23 November 2015. Kegiatan itu mengusung tema “Seputar Penciptaan Musik Nusantara”. Profesor asal Bali tersebut, diminta untuk mengejawantahkan kiat-kiat menciptakan komposisi musik yang benar bagi mahasiswa Jurusan Karawitan Surakarta. Profesor Pande pun tak sungkan untuk berbagai pengalamannya dalam mengkomposisi sebuah musik. Paparan-paparan yang disampaikan begitu lugas, terstruktur dan konkret. Salah satu tips komposisi musik yang ia bagikan kepada para mahasiswa Karawitan adalah “Jangan pikirkan bentuknya, tapi wujudkan isinya lebih dahulu, nanti bentuk akan terbangun dengan sendirinya” begitu tuturnya. Mahasiswa cukup antusias mengikuti acara tersebut. Antusiasme itu mereka wujudkan dengan meluncurkan pertanyaan deras kepada si profesor. Ada yang bertanya tentang bagaimana merancang karya musik yang baik?Adapula yang bertanya cara untuk menyeleksi pendukung karya? Dan lain sebagainya. Meskipun banyak yang bertanya, namun sayang tidak satupun mengcopy materi slide presentasi yang ditayangkan profesor untuk dipelajari lebih lanjut. Kegiatan terakhir adalah workshop Jurnalistik oleh Aris Setiawan, etnomusikolog asal Surabaya pada 28 November 2015. Nama Aris Setiawan banyak dijumpai dalam coretan opini di koran tenama, seperti Jawa Pos, Kompas, Tempo, Media Indonesia, Solo Pos, bahkan koran internasional Jakarta Post. Ia merupakan kolumnis yang menulis tentang musik etnik Indonesia dari beragam perspektif baik politik, sosial, budaya, maupun informasi teknologi. Pada kegiatan itu Aris Setiawan memaparkan pengalamannya dalam mengisi banyak kolom di media massa. Ia juga berbagi tips menulis supaya disukai oleh redaksi media massa dan muaranya dapat diterbitkan. Tidak hanya itu, Aris Setiawan juga menuturkan bahwa “menulis merupakan suatu profesi yang menghasilkan banyak profit. Menariknya profesi sebagai penulis masih jarang dilirik”. Kegiatan peningkatan akademik lainnya masih diujikan dan akan digulirkan tahun depan. Tentu aneka kegiatan yang akan diselenggarkan tahun depan sama menariknya dengan kegiatan yang sudah diselenggarakan. Seharusnya aneka kegiatan yang sudah diselenggarakan akan meningkatkan kemampuan mahasiswa Jurusan karawitan dalam bidang wawasan, ilmu artistik, dan teknik penulisan. Atau justru mereka akan mengalami kemunduran karena tak pernah ada upaya mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapat? Siapa yang tahu?
STKW Surabaya merupakan satu-satunya kampus seni di Jawa Timur yang menjaga dan melestarikan kesenian Jawa Timur dengan mengandalkan local genius.