Pernahkah Anda mendengar ritme yang begitu kuat, begitu menggebu, hingga getarannya terasa di dada? Malam itu, getaran itu bukan berasal dari arak-arakan di jalanan, melainkan dari panggung megah STKW Surabaya. Getaran itu bernama “JHEGGER JHEGGUR”.
Ini adalah sebuah kisah tentang keberanian. Kisah seorang mahasiswa bernama Maulana Hasbi Assiddiqi, yang bermimpi untuk mengangkat musik Ul-Daul—yang selama ini identik dengan semangat festival jalanan—menjadi sebuah karya seni yang dapat dinikmati di atas panggung. Dengan sepenuh hati, Maulana merangkai kembali notasi-notasi itu. Ia memadukan energi membara dari tabuhan gendang dengan sentuhan-sentuhan tak terduga: alunan syahdu dari kenong tello hingga harmoni vokal yang memikat.
“JHEGGER JHEGGUR”. adalah sebuah perjalanan yang akan menggetarkan jiwa. Penonton tidak hanya disuguhkan tontonan. Mereka diajak ikut berarak dalam imajinasi, merasakan gema tradisi yang berpadu dengan inovasi. Setiap pukulan, setiap alunan, adalah sebuah dialog yang intim antara masa lalu dan masa kini, yang diwujudkan dengan penuh keindahan di bawah sorotan lampu panggung.
Kami percaya bahwa tradisi bukanlah sekadar warisan yang harus dijaga, melainkan sumber inspirasi abadi yang harus terus hidup, berinovasi, dan berdialog dengan zaman. Kami bangga menjadi tempat di mana seniman muda seperti Maulana berani bermimpi, dan mewujudkan mimpi itu menjadi sebuah pengalaman yang menyentuh hati banyak orang.